Senin, 13 Maret 2017

Konsepsi Pemberdayaan Masyarakat

101425914_tgms1.jpg
Pembangunan Jalan Desa
Istilah pemberdayaan masyarakat secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses yang membangun manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat. Biasanya pemberdayaan masyarakat dilakukan di desa-desa, terutama di desa-desa yang masih tertinggal. Pemberdayaan masyarakat muncul karena adanya suatu kondisi di masyarakat. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang rendah mengakibatkan mereka tidak mampu dan tidak tahu. Hal ini terjadi karena mereka tidak dapat menikmati pendidikan yang memadai. Ketidakmampuan dan ketidaktahuan masyarakat mengakibatkan produktivitas mereka rendah.

Kemampuan masyarakat yang dapat dikembangkan tentunya banyak sekali seperti kemampuan untuk berusaha, kemampuan untuk mencari informasi, kemampuan untuk mengelola kegiatan, kemampuan dalam pertanian, kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi dan sebagainya, sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Perilaku masyarakat yang perlu dirubah tentunya perilaku yang merugikan masyarakat atau yang menghambat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Contoh: kebisaan membuang kotoran di sembarang tempat, anak-anak harus membantu orang tua, perempuan tidak pernah dilibatkan dalam pembangunan,  ibu hamil tidak pernah diperiksa dan sebagainya. Pengorganisasian masyarakat dapat dijelaskan sebagai suatu upaya masyarakat untuk saling mengatur dalam mengelola kegiatan atau program yang mereka kembangkan. Disini masyarakat dapat membentuk panitia kerja, melakukan pembagian tugas, saling mengawasi, merencanakan kegiatan, dan sebagainya. Lembaga-lembaga adat yang sudah ada sebaiknya perlu dilibatkan karena lembaga inilah yang sudah mapan, tinggal meningkatkan kemampuannya saja.

Hal ini terjadi karena masyarakat tidak menguasai teknologi yang dapat membantu dan meringankan beban pekerjaan mereka. Mereka terpaksa menggunakan teknologi konvensional yang sudah mereka pelajari  secara turun-temurun dengan hasil yang minimal. Sekilas akan terlihat, bahwa mereka sudah puas dengan hasil mereka, tetapi pada kenyataannya mereka masih dapat melakukan hal-hal yang lebih baik. Maka perlu dilakukan pengembangan potensi atau kemampuan dan sikap hidup masyarakat yang meliputi pengembangan kemampuan untuk bertani, berternak, wirausaha, atau ketrampilan-ketrampilan lain yang bersifat meningkatkan produktifitas masyarakat. 

Bagaimana caranya mengembangkan kemampuan dan ketrampilan masyarakat?. Pengembangan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti: penyelenggarakan pelatihan atau menyertakan masyarakat pada pelatihan-pelatihan pengembangan kemampuan dan ketrampilan yang dibutuhkan. Dapat juga dengan mengajak masyarakat mengunjungi kegiatan ditempat lain dengan maksud supaya masyarakat dapat melihat sekaligus belajar, kegiatan ini sering disebut dengan istilah studi banding. Dapat juga dengan menyediakan buku-buku bacaan yang sekiranya sesuai dengan kebutuhan atau peminatan masyarakat. Masih banyak bentuk lainnya yang bisa diupayakan. 

Sikap hidup yang perlu diubah tentunya sikap hidup yang merugikan atau menghambat peningkatan kesejahteraan hidup. Merubah sikap bukan pekerjaan mudah. Mengapa, karena masyarakat sudah bertahun-tahun bahkan puluhan tahun sudah melakukan hal itu. Untuk itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan perubahan sikap. Caranya adalah dengan memberikan penyadaran bahwa apa yang mereka lakukan selama ini telah merugikan mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan banyak informasi dengan menggunakan berbagai media, seperti buku-buku bacaan, mengajak untuk melihat tempat lain, menyetel film penerangan, dan sebagainya. 

Pada pengorganisasian masyarakat, kuncinya adalah menempatkan masyarakat sebagai pelakunya. Untuk itu masyarakat perlu diajak mulai dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan, sampai pemeliharaan dan pelestarian. Pelibatan masyarakat sejak awal kegiatan memungkinkan masyarakat memiliki kesempatan belajar lebih banyak. Pada awal-awal kegiatan mungkin memerlukan pendamping sebagai pendamping yang akan memberikan informasi atau penjelasan bahkan memberikan contoh secara langsung. Pada tahap ini masyarakat lebih banyak belajar, namun pada tahap-tahap berikutnya pendamping harus mulai memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mencoba melakukan sendiri hingga mampu. Jika hal ini terjadi, maka dikemudian hari pada saat pendamping meninggalkan masyarakat tersebut, mereka sudah mampu untuk melakukannya sendiri atau mandiri.

Sastra Djingga © 2017.03.13 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

loading...