Minggu, 12 Maret 2017

3 Pepatah Leluhur

Dalam kehidupan selalu ada pepatah dari para orang tua atau leluhur kita secara turun temurun. Mereka senantiasa memberikan pepatah yang saling berhubungan satu dengan lainnya kepada turunannya agar dapat hidup sejahtera. Hidup di dunia maupun di akhirat. Tidak ada orang tua atau leluhur yang akan menjerumuskan kepada turunannya. Dikutip dari Majalah Mangle tentang pepatah dahulu untuk sekarang, ada tiga pepatah yang perlu diperhatikan oleh kita yang hidup di jaman sekarang, sehingga kita dapat melakukan reflesi dan instrospeksi pada diri kita sendiri, yaitu:

Pertama, Hubungan Antar Sesama Makhluk
  • Jika ngin mengambil sesuatu yang bukan miliknya harus seijin yang punya, artinya: tidak boleh mencuri atau mengambil sesuatu yang bukan miliknya;
  • Memiliki integritas dan etika, artinya: saling menghormati dan menghargai;
  • Memiliki komitmen, konsekuen dan konsisten, artinya: memiliki pendirian yang kuat, solidaritas atau rasa persaudaraan, dan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang buruk;
  • Berbicara harus dukur, berkata harus dijaga, artinya: dalam bicara dan berucap harus jelas dan tidak asal bicara, harus menjaga perasaan orang lain yang mendengarkannya;
  • Menjaga tingkah laku atau perbuatan, artinya: antara pemanpilan dengan tingkah laku harus seimbang;
  • Saling menyayangi dan mengasihi, artinya: saling memberikan nasehat, saling menjaga dan saling melindungi;
  • Menjaga silaturahmi dan tali persaudaraan, artinya: walaupun kita telah berpisah tetap menjaga persaudaraan;
  • Tidak melakukan finah, artinya: tidak menuduh orang lain tanpa dasar yang kuat, meyebarkan kabar berita yang tidak benar;
  • Memiliki rasa kebersamaan, artinya: segala sesuatu dapat dimusyawarahkan dan dapat dikerjakan bersama, membangun kemitraan yang kuat dan kompak; 
  • Penuh dengan pertimbangan, artinya: segala sesuatu harus diperhitungkan secara logika, tidak melakukan spekulasi;
  • Memiliki maksud dan tujuan, artinya: memiliki visi dan misi, jelas sebelum melangkah tidak ada keraguan;
  • Memiliki rencana yang jelas, artinya: harus tahu apa yang akan dikerjakan saat ini, dan yang akan datang dengan berkaca kepada masa lalu;
  • Bertanggungjawab, artinya: segala sesuatu harus dikerjakan dengan baik dan benar, tidak menuimpang dari aturan;
  • Tidak ambisius, artinya: tidak serakah dan tidak rebutan kekuasaan atau sebuah jabatan;
  • Obyektif, artinya: segala sesuatu harus dikerjakan tanpa memihak dan tidak egois atau ingin menang sendiri, tidak memanfaatkan kesempatan yang menyusahkan atau mengorbankan orang lain;
  • Pantang mundur, artinya: tidak kalah sebelum bertanding, harus berani dalam mengambil keputusan;
  • Supel, artinya: pergi kemana pun atau bertemu dengan siapa pun dapat menyesuaikan diri, saling menghargai kebiasaan orang lain;
  • Kreatif & Inovatif, artinya: mau berpikir dengan jernih, selalu belajar dan menemukan jalan keluar yang baik;
  • Semangat, artinya: tidak mudah putus asa, memiliki kemauan keras untuk mencapai tujuan yang baik;
  • Belajar dari pengalaman, artinya: mencari sesuatu atau belajar dari pengalaman yang lalu dan orang lain;
  • Tegas, artinya: yang baik harus dinyatakan baik dan yang salah harus dinyatakan salah, tidak ada keraguan;

Kedua, Hubungan Dengan Yang Maha Kuasa
  • Yakin bahwa hidup didunia yang fana ini akan kembali ke asal, artinya: harus selalu ingat akan kematian dan hidup kekal di akhirat;
  • Yakin bahwa semua kejadian telah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa yang menjaga alam raya, artinya: manusia tidak dapat melawan dan menentang atau kuasa-Nya;
  • Menanam padi pasti akan panen padi, artinya: menanam kebaikan akan dibalas dengan kebaikan, menanam keburukan akan dibalas dengan keburukan;
  • Burung terbang dengan sayapnya, manusia hidup dengan akalnya, artinya: Segala kegiatan dan langkah harus menggunakan akal dan pikiran yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa;
  • Mengaji kepada diri sendiri, artinya: harus selalu berpikir positif, tidak selalu menyalahkan orang laian, sebelum orang lain merasakan sesuatu rasakan dahulu oleh diri kita sendiri;
  • Jangan hidup seperti sebuah lilin, artinya: jangan sampai terbakar oleh perkataan sendiri, dapat memberikan penerangan kepada orang lain, tetapi dirinya sendiri berada dalam kegelapan.

Ketiga, Hubungan dengan Alam
Memelihara alam, artinya: peduli terhadap lingkungan hidup, melestarikan hutan, tidak melakukan pencemaran lingkungan di darat maupun di laut, tidak merusak hutan, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan lingkungan.

Sastra Djingga © 2017.03.12 – Sumber: Majalah Mangle

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

loading...