Minggu, 10 April 2016

Sekilas Tentang Sejarah Gender

Sejak PBB berdiri pada tahun 1945 sebagai lembaga antar bangsa yang mengganti Liga Bangsa-Bangsa setelah berakhirnya perang dunia kedua (1939-1945), negara-negara pemenang PD-II (AS, Inggris, Rusia, Perancis, Cina dan negara eropa lain) mulai mencanangkan konsep pembangunan kembali (reconstraction) bagi negara-negara korban perang dan dunia ketiga.

Pasca PD-II muncul perang dingin antara Blok Timur (Pakta Warsawa) di bawah pimpinan US dan Blok Barat (NATO) di bawah pimpinan AS. Perang dingin ini adalah perang memperebutkan hegemoni tatanan dunia system kapatalisme-liberalisme atau socialisme-komunisme

Konsep Pembangunan (development concept) yang dikembangkan melalui badan-badan dalam PPB (WHO, UNICEF, UNESCO, UNDP dll) bagi negara-negara dunia ketiga lebih diwarnai oleh blok Barat. Para konseptornya (think thank) kebanyakan dari universitas di pantai timur Negara Amerika Serikat, terutama Harvard, Berkeley dan Boston.

Guna membendung pengaruh komunisme di negara berkembang dari gerakan komunis internasional maka blok Barat melahirkan konsep Rural Reconstruction (Rekonstruksi Desa) dan Indonesia di bawah rezim Orde Baru telah mengadopsi konsep tersebut setelah tumbangnya rezim Orde Lama tahun 1967.

Dalam implementasinya Konsep Pembangunan mengalami revisi terus menerus akibat ketidak-berhasilan di sejumlah Negara berkembang, dengan sebab-sebab antara lain: Rendahnya Pertisipasi Perempuan Dalam Pembangunan. Dari sinilah, pada decade tahun 70-an dan 80-an kita mengenal Program Women In Development (WID). Di Indonesia dikenal dengan Program Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan sejenisnya.

Melalui konsep WID, ternyata partisipasi perempuan juga tetap rendah atau tak banyak mengalami perubahan secara sifnifikan. Apa yang menjadi akar masalahnya? ... Ternyata secara budaya pada kebanyakan negara berkembang posisi perempuan masih terbelenggu oleh budaya setempat yang didominasi kuat peran laki-laki atau disebut budaya patriarki. Di sini posisi perempuan terhadap laki-laki tidaklah setara. Peran social-budaya-ekonomi perempuan ter-subordinasi oleh laki-laki. Inilah yang disebut ketidaksetaraan Gender.

Dengan dasar itulah konsep WID dikoreksi dengan konsep GAD (Gender And Development). Inilah konsep gender yang tertuang dalam program gender. Dalam kebanyakan implementasinya, Program Gender jarang berdiri sendiri, tetapi ter-integrasi dengan program pembangunan yang lain, seperti program-program pemberdayaan masyarakat.

Itulah sekilas sejarah lahirnya program Gender dan Pembangunan. Selanjutnya pendalaman secara spesifik akan disajikan pada tulisan-tulisan berikutnya.

Sastra Djingga, 15 Pebruari 2009

Kekuatan Pikiran

Perlu kita ketahui bahwa pikiran memiliki kekuatan atau daya sangat luar biasa yang selama ini bagi sebagian orang dan tidak semua orang dapat mengetahuinya. Bagaimana kita mengerti tentang arti pikiran dan bagaimana kita dapat mengetahui fungsi fikiran dan cara melatihnya, agar kita dapat berpikir dengan baik dan menanfaatkan energi atau daya pikiran yang kita miliki.

Pikiran adalah energi yang dapat merubah suasana, menaklukan lingkungan sekitarnya dan membuat hidup lebih nyaman. Pikiran akan mendatangkan segala kemudahan dalam bentuk apapun sesuai dengan kebutuhan. Pikiran memiliki energi, maka gunakanlah pikiran sehemat mungkin agar hidup lebih tenang dan damai.

Pikiran, hati, panca indera dan seluruh anggota badan kita dapat kendalikan dengan kesadaran, tetapi kesadaran sebagai kekuatan abstrak tidak selalu mandiri, ketika pikiran kita sedang berfungsi maka kesadaran akan larut dalam fungsi fikiran. Ketika hati sedang berfungsi, maka kesadaran akan larut dengan perasaan hati.

Apa yang harus dilakukan oleh kita, sebagai manusia yang beriman jika sedang berpikir?
  1. Jika kita berpikir tentang kebaikan, maka kesadaran boleh larut lebih dalam tetapi jangan sampai lupa akan kesadaran.
  2. Jika kita berpikir tentang kejelekan, maka sebaiknya kesadaran jangan larut, tetapi kesadaran harus dapat mengendalikan atau menghentikan pikiran yang tidak baik.
  3. Jika kita sedang menikmati kebahagiaan, kesadaran boleh larut, tetapi tetap dijaga agar tetap sadar.
  4. Jika hati kita sedang mengalami kesusahan, maka kesadaran harus utuh, kendalikan hati kita ”wahai hati sebaiknya engkau tidak usah bersedih” (memberi nasehat kepada diri sendiri)
Sesuatu yang harus selalu diingat bahwa kesadaran agar dijaga jangan mudah larut dengan pikiran orang lain, perasaan hati orang lain maupun dengan sikap orang lain. Apabila kita mudah larut dalam pikiran, perasaan maupun sikap orang lain, maka kita akan mudah ditipu, dikhianati dan tidak punya pendirian. Karena pikiran lebih banyak bekerja dibandingkan dengan kesadaran dan hati, kesadaran hanya bekerja sebagai pembuka pikiran agar dapat berpikir dan hati hanya bekerja untuk yakin dan percaya.

Bagaimana melatih pikiran?

Dalam melatih pikiran tidak perlu menyiapkan waktu khusus atau menyiapkan tempat khusus latihan pikiran, tetapi kita harus membiasakan diri dalam mempekerjakan pikiran secara sadar dan disengaja. Sehingga dengan kebiasaan ini pikiran akan cepat bereaksi menanggapi dan membaca situasi, seolah-olah kita berpikir diluar otak.

Apa yang harus dipertimbangkan oleh kita terhadap pikiran?

Adalah kemampuan dasar pikiran dengan melakukan beberapa hal yang sebnarnya sering kita laukan, namun jarang sekali bahkan tidak pernah kita pikirkan atau kita bayangkan sebelumnya, antara lain:

A. Mengamati dengan cermat.
  1. Jika kita memasuki suatu ruangan, amati dan pandang sekilas benda-benda yang ada didalamnya atau disekitarnya. Kebiasaan ini akan membuat kita cermat dan waspada.
  2. Jika kita mendengar orang berbicara, dengarkan suaranya dan lihat gerak bibirnya, gerak tangannya dan raut wajahnya. Kebiasaan ini akan membuat kita dapat menangkap dengan cermat maksudnya.
  3. Jika kita akan meninggalkan rumah, tempat duduk, kendaraan dan sebagainya, renungkan sejenak apa yang masih tertinggal, berdirilah, lihat ke kanan dan kiri, depan dan belakang, jiaka semua tidak ada yang tertinggal, silahkan berangkat.
B. Mempertajam konsentrasi.
  1. Ketika kita sedang santai atau duduk-duduk, tataplah sesuatu obyek pandang, sekuntum bunga, buah, pohon dan sebagainya, tataplah dengan tajam dan jangan berkedip dua sampai dengan tiga menit sampai mata terasa pedas.
  2. Jika sudah menatap suatu titik obyek yang bersinar, matahari pagi, bola lampu, lilin dan sebagainya, tataplah beberapa menit (kalau tidak kuat jangan dipaksa atau tidak sama sekali). Jika berhasil dan tatapan sudah tajam, maka api lilin sedikit demi sedikit akan padam.
  3. Mulailah menatap tajam benda-benda yang bergerak sambil menggerakkan leher dan mata kemana benda itu bergerak. Makin cepat benda itu bergerak dan masih bisa menatapnya, maka ketajaman konsentrasi akan semakin prima.
C. Menimbang dan mengambil keputusan dengan cepat.
  1. Kalikan dua angka yang sulit dengan dua angka yang sulit pula, carilah jawabannya tanpa bantuan apapun, cukup dalam hati saja. Ulangi dengan angka yang lebih banyak dan sulit.
  2. Jika ada suatu kejadian apa saja, cari jawaban sesuka hati, cukup di hati saja. Kebiasaan menjawab dan bertanya kepada diri sendiri terhadap kejadian-kejadian yang dihadapi akan membuat pikiran selalu hidup.
  3. Kebiasaan main tebak-tebakan atau teka teki silang akan membantu pikiran merespon dengan cepat jika ada tantangan.
D. Memperlama daya ingatan.
  1. Jika mau tidur, ingatlah apa yang telah dilakukan seharian.
  2. Sering melakukan bernostalgia dengan teman-teman lama, maka kenangan laman pengalaman lama akan keluar semua sekaligus sebagai sarana pelepas duka.
  3. Hadapi semua masalah dengan serius dan penuh perhatian, maka hal tersebut akan tersimpan lama dalam ingatan.
  4. Jangan biarkan pikiran tertidur, latihlah dan gunakan pikiran dengan sebaik-baiknya, jadilah manusia yang pandai membaca situasi dan kondisi termasuk diri sendiri.
  5. Pancaran pikiran adalah energi, energi pikiran yang keluar akan memancar ke lingkungan sekitar kita, energi yang kuat akan tertuju pada obyek-obyek pikiran. Pikiran yang terlatih dan kuat akan memancar lebih jauh dan luas seperti pemancar radio. Pikiran yang kuat dan tajam akan lebih mudah menembus segala kejadian.
Dalam kehidupan sehari-hari kita akan mendapatkan beberapa kejadian yang sebenarnya sering ditemui apabila pikiran kita sudah terlatih, antara lain:
  1. Kita akan merasa bingung, jika berdekatan dengan orang yang sedang bingung.
  2. Kita akan merasa semangat, jika berdekatan dengan orang yang optimis dan percaya diri.
  3. Kita akan merasa loyo, tidak bersemangat, jika berdekatan dengan orang yang kerdil cita-citanya.
  4. Jika kita ingat anak-anak, istri, orang tua dan sebagainya, maka pada saat yang bersamaan mereka akan ingat kita pula.
  5. Orang-orang yang kosong pikirannya akan mudah dipengaruhi dan dipermainkan oleh orang-orang yang tajam pikirannya.
  6. Jika orang tua sedang marah, maka anak-anak tidak betah tinggal di rumah atau rewel bagi anak kecil.
  7. Jika kita bersilaturahmi dengan para tokoh masyarakat, kyai, ulama dan sebagainya, maka hati akan terasa nyaman, tenang dan sejuk walaupun hanya berdekatan.
  8. Jika cinta dan kasih sayang kita tulus dan serius, maka kekasih akan mudah menangkapnya tanpa harus mengatakan ”aku cinta kamu”.
  9. Jika ada orang yang berniat jahat berkunjung ke rumah d
  10. Kita akan merasa bahagia, jika berdekatan dengan orang yang sedang bahagia.
  11. Dengan maksud ingin menipu, maka kita dengan mudah akan menangkap niat jeleknya dengan perasaan kita.
Pikiran merupakan energi, makin banyak yang dipikir makin banyak pula energi yang dikeluarkan. Apabila tidak ditunjang dengan sarana daya tahan pikiran, maka kita akan loyo dan lelah karena banyak kehilangan energi.

Daya kerja pikiran adalah abstrak atau tidak dapat dilihat tetapi hasilnya jelas dan pasti. Manusia jika ingin membuat sesuatu, maka manusia harus berpikir keras, merencanakan dan melaksanakan gagasannya agar menjadi kenyataan atau dapat diwujudkan. Semua hasil karya manusia menggunakan rencana dan cara, tidak cukup dengan kata ... ”sim salabim”... jadi lain hal dengan Tuhan yang menciptakan dunia dan segala isinya cukup dengan kata ...”kun fayakun”... maka apa yang dikehendaki oleh Tuhan menjadi kenyataan atau terwujud. Sungguh berat tugas pikiran manusia dalam membangun suatu peradaban menjadi lebih nyaman. Sangat penting bagi kita untuk menyediakan bahan bakar bagi pikiran kita agar tetap berkarya untuk suatu keberhasilan, yaitu; asupan makanan yang bergizi, olah raga yang teratus dan istirahat yang cukup.


”Pikiran manusia bukan saja bermanfaat bagi peradaban manusia, tetapi dapat menjadi malapetaka bagi peradaban manusia dan makhluk lainnya termasuk alam”


Sastra Djingga-CN, 21 Pebruari 2009

Sabtu, 02 April 2016

Langit Hijau

Aku lihat langit
Aku lihat langit kelabu ketika pagi
Aku lihat langit biru ketika siang ... dan
Aku lihat langit gelap ketika malam

        Aku tidak bermaksud untuk mengetahuinya
        Aku tidak bermaksud untuk mencarinya
        Aku dalam keraguan dan putus asa ... dan
        Aku sedang bermimpi masa lalu

Ia telah pergi sejak kemarin
Ia telah membuka mimpiku
Ia telah merobek keraguanku ... dan
Ia telah datang kembali kepadaku

        Ia jatuh dan menetes
        Ia turun satu per satu
        Ia menatapku ... dan
        Ia memelukku

Ia berada di atas kepalaku
Ia berada di depan mataku
Ia berada disekelilingku ... dan
Ia sedang menunjukkan sesuatu

        Ia tidak berwarna biru lagi
        Ia tidak berwarna gelap lagi
        Ia tidak berwarna kelabu lagi ... dan
        Ia telah merubah mimpiku menjadi nyata

Ia seperti ladang
Ia berwarna hijau
Ia membawa berkah ... dan
Ia adalah langit hijau

Sastra Djingga, 01 April 2016
loading...